Seorang epidemilogis dari
Universitas Miami, Hanna Gardener, menampilkan hasil temuan awalnya mengenai
minuman bersoda sebagai sebab dari penyakit jantung dan stroke. Hanna
menyatakan dengan tegas bahwa temuan awalnya memang menunjukkan 48% peminum
minuman bersoda beresiko terkena gangguan jantung dan stroke. Akan tetapi,
masih ada kemungkinan bahwa faktor lain, seperti pola makan yang buruk dan
kurangnya olahraga lah yang menjadi pemicu meningkatnya resiko penyakit jantung
dan stroke.
Nyatanya, meski penelitian mengenai
akibat negatif dari terlalu banyak mengonsumsi minuman bersoda terus dilakukan
oleh banyak peneliti dan ilmuwan di mancanegara, jumlah konsumen minuman soda
terus meningkat setiap tahunnya. Beberapa penelitian juga menemukan ada
korelasi yang jelas antara minuman bersoda dan beberapa penyakit di atas, namun
beberapa juga belum menemukan adanya temuan yang kuat untuk menjelaskan apakah
minuman bersoda merupakan faktor utama timbulnya beberapa penyakit.
Rasanya memang sulit untuk berhenti
menikmati sensasi yang menyegarkan dari minuman bersoda, tetapi jangan lupa,
kesehatan kita terlalu berharga untuk risiko-risiko berikut ini:
- Kegemukan (Obesitas). Kandungan terbesar dalam minuman bersoda adalah kadar gula. Sebuah penelitian yang dipublikasi di the Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menunjukkan kandungan fruktosa (rasa manis yang biasa ditemukan pada buah-buahan namun digunakan dalam jumlah yang terkonsentrasi tinggi pada minuman bersoda) diketahui dapat merangsang respon hormonal di dalam tubuh yang kemudian memicu naiknya berat badan. Hal ini didukung oleh penelitian Marion Nestle, seorang professor di New York Univeristy yang menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki berat berlebih mengonsumsi 1.000 hingga 2.000 kalori per hari yang berasal dari minuman bersoda.
- Diabetes. Tingginya kadar gula yang terkandung di dalam minuman bersoda meningkatkan resiko seseorang mengidap diabetes. Sebuah hasil penelitian oleh American Diabetes Association menunjukkan wanita yang minum lebih dari satu kaleng minuman bersoda dalam sehari beresiko terkena diabetes tipe 2 dalam kurun waktu empat tahun daripada wanita yang mengonsumsi tidak lebih dari satu minuman bersoda setiap harinya.
- Kerusakan pada Gigi. Berdasarkan hasil uji tes laboratorium, minuman bersoda, khususnya minuman bersoda yang memiliki berbagai macam warna (yang dihasilkan dari zat pewarna buatan) terbukti dapat mengikis lapisan enamel gigi sehingga gigi menjadi lebih mudah berlubang.
- Memperburuk
Osteoarthritis (Radang Sendi) Lutut pada Pria. Osteoarthritis,
atau yang lebih dikenal dengan istilah radang sendi, pada lutut adalah
suatu keadaan di mana tulang rawan (yang berfungsi sebagai penahan gesekan
pada sendi) menipis di beberapa bagian sehingga terjadi nyeri pada tulang
sendi, dan biasanya diderita oleh pria dan wanita di atas 45 tahun.
Para peneliti asal Harvard Medical School meneliti 2.149 wanita dan pria penderita osteoarthritis lulut yang dideteksi melalui sinar X. Responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai minuman yang dikonsumsi selama satu minggu. Setiap tahunnya selama empat tahun, para peneliti mencatat perkembangan osteoartritis. Ditemukan bahwa hampir dua kali lipat terjadi penyempitan tulang sendi pada pria yang dalam satu minggu mengonsumsi lebih dari lima kaleng minuman bersoda. Hal ini diduga karena kandungan asam fosfat, kafein, serta zat pewarna dan pemanis buatan yang ada pada minuman bersoda. - Osteoporosis. Kandungan yang juga
dianggap berbahaya dalam minuman bersoda adalah asam fosfat. Sifat zat
fosfat yang sangat korosif, apalagi dalam jumlah yang banyak, menyebabkan
rusaknya kalsium yang dibutuhkan oleh tulang sehingga membuat seseorang
menjadi lebih rentan terkena osteoporosis.
Analogi sederhananya adalah jika seseorang meminum lebih banyak minuman bersoda daripada susu yang mengandum kalsium berguna bagi tulang, maka tulang akan kekurangan asupan kalsium sehingga tulang dapat dengan mudah keropos.
(Image courtesy of Victor Habbick /
freedigitalphotos.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar